Cara Memilih Parabola Mini Terbaik

Dish parabola adalah bagian terpenting untuk mengumpulkan sinyal yang dipancarkan oleh satelit. Sinyal yang terkumpul akan ditangkap oleh LNB lalu diteruskan melalui kabel menuju Decoder (receiver). Terakhir decoder akan mengubah sinyal menjadi video dan suara sehingga bisa ditonto di layar televisi.

Di Indonesia ada dua jenis parabola yang populer, dish mini dan jaring/ mesh yang berukuran besar. Parabola mini bisa dibilang sebagai dish solid dengan ukuran 45 cm. Jenis parabola ini sangat populer pada beberapa tahun ke belakang. Kemungkinan efek gencarnya promo yang dilakukan TV satelit berlangganan seperti K-Vision, OrangeTV, Indovision (MNC Vision), Matrix, TransVision dll.

Dalam artikel ini akan membahas kelebihan dan kekurangan parabola mini dibandingkan parabola jaring. Semoga bisa menjadi pertimbangan sebelum memutuskan membeli parabola terbaik. Freqnesia akan membandingkan keduanya dari beberapa aspek penting.

Kelebihan dan Kekurangan Parabola Mini

Agar lebih mudah memilih antena parabola terbaik, lihatlah tabel perbandingan dish mini dan jaring ini. Setelah itu silahkan membaca pembahasan satu persatu yang ada di bawahnya.

PembandingParabola MiniParabola Jaring
Pita FrekuensiKu-band dan S-bandC-band
CuacaKu-band: Rentan hujan
S-band: Aman
C-band: Aman
UkuranLebih kecilLebar
HargaMurahLebih Mahal
SiaranIdentik dengan Pay TVLebih banyak pilihan FTA
PemasanganMudah bisa dilakukan pemulaSulit karena besar dan berat

Pita Frekuensi

Ketika membandingkan parabola jaring dan mini, yang dibahas pertama adalah pita frekuensi yang digunakan. Seperti kita ketahui parabola jaring identik dengan C-band sedangkan dish mini dengan Ku-band dan. Oh iya, S-band juga menggunakan dish mini namun kurang populer karena harga paket yang mahal.

Di lapangan banyak pengguna jaring yang sukses menangkap sinyal Ku-band seperti Ninmedia Chinasat 11. Sebaliknya parabola mini dijamin kesulitan lock satelit C-band seperti Palapa D dan Telkom 4. Hal ini disebabkan C-band yang memiliki frekuensi kecil dibandingkan Ku-band sehingga butuh dish besar untuk menangkap sinyalnya.

Ku-band memiliki frekuensi tinggi namun jangkauan beam yang sempit. Misalnya satelit milik negara Thailand yang hanya menjangkau wilayah Thailand dan sekitarnya, dari Indonesia yang outbeam pasti sulit menangkap sinyal. Hal ini berbeda dengan C-band, walaupun frekuensi rendah namun jangkauan sangat luas. Sebagai bukti lihatlah gambar di bawah ini yang merupakan footprint satelit Thaicom 5 di 78.5° E.

Perbandingan parabola jaring c-band dan dish mini ku-band

Pengaruh Cuaca

Kekurangan parabola mini dengan Ku-band adalah rentan terhadap perubahan cuaca. Banyak sekali pengguna yang mengeluhkan sinyal hilang ketika hujan. Mereka adalah pelanggan K-Vision Measat 3a ataupun NEX parabola di SES 9. Hingga saat ini belum ada solusi efektif kecuali meningkatkan kualitas tangkapan sinyal.

Sebaliknya siaran di parabola jaring dengan LNB C-band cukup aman meskipun hujan deras. Inilah mengapa di negara tropis seperti Indonesia, penggunaan parabola jaring cukup populer. Oh iya frekuensi S-band seperti MNC Vision juga tidak terpengaruh hujan walaupun menggunakan dish mini. Sayangnya harga paket sedikit lebih mahal.

Ukuran

Kelebihan dari Ku-band adalah frekuensi yang tinggi sehingga mudah ditangkap menggunakan dish mini 45 cm. Kecilnya ukuran dish membuat proses instalasi lebih mudah dan tidak memakan banyak tempat. Sangat cocok bagi masyarakat modern yang memiliki lahan sempit.

Kekurangan parabola mini adalah sulit lock banyak satelit dalam satu dish. Perhitungan jarak antar LNB harus akurat agar semua satelit dapat ditangkap sinyalnya. Di Indonesia satelit Ku-band FTA yang sering dikawinkan adalah Measat 3a, Chinasat 11, SES 9 dan JCSAT 4B. Sayang pilihan satelit FTA tidak sebanyak C-band.

Ohya mayoritas parabola mini solid tidak memiliki lubang-lubang sehingga angin kencang dapat membuatnya bergeser. Kita harus memasang baut sekuat mungkin untuk mencegah hal tersebut. Selain itu setelah hujan pasti ada air yang menggenangi cekungan dish. Solusinya adalah membeli parabola mini dengan lubang.

Harga

Banyak pedagang yang menjual paket parabola mini siap pasang. Satu paket berisi parabola, receiver, kabel, LNB dan kelengkapannya. Sebut saja paket K-Vision, Nusantara HD dan NEX parabola yang dibanderol dengan harga sekitar Rp.420.000. Kalau dibelikan parabola jaring hanya cukup untuk parabola 7 feet saja belum termasuk receiver, LNB dll.

Promo inilah yang menyebabkan sekarang lebih banyak pengguna parabola mini dibandingkan jaring. Cukup dengan uang dibawah 500 ribu rupiah sudah bisa menikmati TV Nasional lengkap serta gratisan channel premium.

Siaran

Sejak dulu parabola mini identik dengan TV satelit berlangganan yang harus menggunakan receiver rekomendasi. Berbeda dengan parabola jaring yang lebih fleksibel karena banyak pilihan siaran FTA baik dalam dan luar negeri. Pilihan siaran untuk parabola jaring lebih banyak berkat jangkuan beam satelit C-band yang luas.

Bukti? Silahkan lihat artikel frekuensi Indosiar. Sekarang semua siaran Indosiar di Ku-band teracak bahkan yang ada di Ninmedia dan BigTV. Kita harus menggunakan receiver rekomendasi untuk membuka acakan. Sebaliknya di C-band masih terdapat Indosiar yang free to air di satelit Palapa D.

Siaran feed satelit dari pertandingan olahraga ataupun konser musik lebih sering disiarkan satelit C-band. Sebut saja Pro Liga di Palapa D, Liga fustal di Telkom 4 serta Badminton All England, MotoGP, La Liga, WWE Smackdown di Asiasat 5. Siaran feed memang teracak namun kebanyakan menggunakan BISS yang bisa dibuka dengan bisskey terbaru.

Parabola Mini Terbaik

Tidak banyak perbedaan mencolok dari merk dan tipe dish mini yang ada di pasaran. Sama-sama terbuat fiber yang dibentuk melengkung. Yang lebih menentukan kualitas tangkapan sinyal adalah ukurannya, lebih besar lebih bagus. Sinyal satelit Ku-band pastinya luber dan mudah ditangkap dari seluruh wilayah Indonesia. Terbukti banyak orang yang bisa lock satelit Ku-band hanya bermodalkan wajan atau tutup kipas angin.

Untuk mencari parabola mini terbaik, freqnesia melakukan pengumpulan data sederhana di beberapa situs e-commerce Indonesia. Harapannya bisa mendapatkan merk dan tipe terlaris di Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan Lazada. Cukup search “parabola mini” dan urutkan berdasarkan terlaris/ pembelian terbanyak/ ulasan.

Dari semua merk antena parabola, berikut ini adalah yang populer,

  • Tanaka
  • Venus
  • LGsat
  • Matrix
  • Gardiner

Kelimanya sudah dikenal oleh dikenal masyarakat sejak dulu. Untuk masalah harga parabola mini berukuran 45cm dibanderol sekitar Rp.100.000 – Rp.150.000. Di toko offline kemungkinan lebih mahal karena ditambah biaya distribusi. Bagi pengguna baru lebih enak membeli paket dengan receiver, LNB dan kabel.

Akhir Kata

Kelebihan parabola mini adalah ukuran kecil yang tidak menyita banyak tempat, harga murah dan banyak promo siaran premium. Sedangkan kekurangannya adalah minimnya siaran Free to Air dan sinyal yang mudah menghilang ketika hujan. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan parabola mini, fakta dilapangan menunjukkan bahwa antena parabola ini lebih cocok untuk masyarakat modern.

Merk antena parabola mini yang populer di Indonesia adalah Tanaka, Venus, Matrix, LGsat dan Gardiner. Pilihan parabola mini terbaik adalah yang mudah didapatkan di toko terdekat rumahmu. Lagian sebenarnya untuk kualitas tidak ada perbedaan jauh. Yang lebih berpengaruh pada sinyal adalah ukuran parabola bukan merek-nya.

Sebenarnya parabola mini berukuran 45 cm bisa menangkap sinyal dengan baik. Namun freqnesia menyarankan penggunaan dish 60 atau 80 cm. Tujuannya agar lebih mudah lock satelit dan sinyal tidak mudah terpengaruh cuaca. Sekian pembahasan tentang antena parabola terbaik ini, semoga bermanfaat.